Kaia & Kemal
Jam menunjukkan pukul 5 sore. Kaia akhirnya dapat bernafas lega setelah kurang lebih 30 menit meeting di kantor. Ya, walaupun hanya 30 menit, buat Kaia meeting itu sangat berat.
"Oh iya gw lupa". Ujar Kaia dalam perjalanan ke ruangannya.
Kaia berjalan terburu-buru sampai akhirnya dia meraih gagang pintu ruangan miliknya. Kaia dengan segera manaruh barang yang sedari tadi memenuhi setengah lengan kirinya itu ke meja.
Handphone Kaia pun berdering. Panggilan masuk dari Kemal.
"Halo , yang ini aku lagi jalan keluar gedung sekarang aku share loc aja ya".
"Eh gk usah, gk perlu aku udah di depan gedung kantor kamu kok".
"Eh gimana kok bisa tahu ?". Nafas Kaia yang hampir habis karena berhasil mengejar lift.
"Okei okei yang okei aku udah mau sampe kok, ya udah aku tutup dulu okei bye".
Kaia langsung mematikan panggilan telepon itu. Setelah pintu lifta terbuka dengan gerak cepat Kaia berjalan menuju pintu keluar gedung kantornya.
Seorang pria dengan pakaian rapih menunggu , berdiri, lalu kemudian matanya menatap mata Kaia. Pria itu tersenyum.
Kaia lalu menghampiri Kemal. Kemal dengan cepat membuka pintu mobil dan mempersilahkan Kaia untuk masuk ke mobil.
Sangat gentle. Sudah di pastikan bahwa Kaia tidak akan main main dengan Kemal. Kemal sepertinya memang tipe cowok seorang Kaia. Walaupun ini baru kali kedua bertemu tapi first impression Kemal itu di atas rata-rata bagi Kaia.
Mereka pun pergi ke sebuah restoran. Restoran bintang lima. Sampai di tempat reservasi, Kaia terlihat kaget karena semua makanan sudah tersedia yang maksudnya adalah Kemal sudah memesan bahkan sampai ke makanannya.
"Silahkan...". Ujar Kemal dengan gentle.
"Kemal... Ini kamu udah pesen dari kapan ?".
"Oh dari beberapa menit yang lalu, ya kurang lebih 30 menit yang lalu, hmm sorry ya kalo masakannya udah mulai dingin". Kemal tersenyum.
Kaia hanya bisa tersenyum juga, mau tak mau Kaia hanya bisa tersenyum. Kaia berfikir apakah ada kejutan setelahnya atau tidak.
Kaia berfikir keras bahkan saat dia sedang menyantap makanannya. Salah satu yang di pikirkan Kaia adalah bagaimana jika Kemal hanya mau bersenang senang dengannya lalu Kemal akan pergi meninggalkannya.
Makan malam itu berjalan lancar. Kaia dan Kemal saling mengenal satu sama lain lebih dalam. Mereka menghabiskan waktu hingga pukul 10 malam. Kemal lalu mengantar Kaia ke apartemennya.
"Kai...". Ujar Kemal tiba-tiba.
"Iya...". Ujar Kaia sebelum keluar dari mobil Kemal.
"Kira kira kita bisa gk ketemu lagi ?".
Mata kedua orang itu saling menatap. Kaia lagi lagi berfikir harus jawab apa untuk pertanyaan simpel satu ini.
"Makasi yaa... Untuk malam ini dan untuk malam malam selanjutnya".
Kaia tak sanggup untuk menatap mata itu lagi. Ia pun langsung mengalihkan pandangannya lantas tersenyum mengangguk lalu kemudian keluar dari mobil itu.
Tak lama mobil itu pergi setelah Kemal yang di dalam mobil itu memastikan bahwa Kaia benar masuk ke apartemennya dan aman.
Di kamar sekarang, Kaia merenung. Sebenarnya, Kaia tidak pernah merasakan sesuatu yang seperti ini. Memang benar Kaia pernah berpacaran semasa sekolahnya dengan beberapa cowok, tapi dengan Kemal itu sangatlah berbeda.
Kaia sendiri pun tidak tahu apa yang sangat berbeda hingga dia benar benar mabuk akan semua tentang Kemal.
Mata kedua orang itu saling menatap. Kaia lagi lagi berfikir harus jawab apa untuk pertanyaan simpel satu ini.