September 2, 2023

Beautiful Memories in My Boyfriend's Arms 

"Udahan nangisnya?"

"Jangan ngeledek???"

Felicky ketawa pelan. Calon pacarnya ini selain lucu yang bikin ketawa, ternyata bikin gemas juga ya.

"Gue mau nembak tapi ngomongnya gimana ... Gue belum cari di Google," ucap Gerald, udah mau nangis lagi. Dasar cengeng.

"Gak perlu, Ge." Tangan halus milik Felicky mengusap surai cowok di depannya. "Gue lebih mengapresiasi omongan asbun lo daripada puisi dari Google."

Tangan Felicky yang ada di kepalanya diambil, terus digenggam. Hangat banget. Gerald usap pelan sambil ngilangin rasa nervousnya. Perasaan denial masih ada sedikit di lubuk hatinya. Ini serius ya? Dia gak mimpi kah? Hari ini tanggal berapa sih? Bukan tanggal cantik buat jadian. Tapi apa peduli, yang penting jadi pacarnya Felicky.

"Fel, gue sebenernya juga gak sadar sejak kapan gue suka sama lo. Yang gue tau, gue suka tiap lo gue ajak makan lo bilang makanannya enak. Gue suka kalau gue lagi play musik terus lo nanya penyanyinya siapa. Gue suka kalau lo repotin gue ... padahal biasanya lo gak mau dibantuin temen-temen yang lain. Gue suka liat lo belajar tapi ngantuk, soalnya muka lo kayak kucing."

Felicky dengerin semua omongannya Gerald dengan senyum tipis. Tenang banget sampe bikin Gerald heran, gak tau aja jantungnya udah merinding disko.

"Gue sesuka itu sama apa aja yang lo lakuin. Gue pengen di samping lo terus, nemenin lo terus, selalu ada buat lo kalau lo butuh, Fel. Gue juga pengen lo begitu juga ke gue. Fel ... lo mau jadi pacar gue gak?"

"Kalau gue jawab gak mau gimana?" Felicky usil.

"Gue bakar rumah lo, jir."

Tadinya, Gerald mau marah soalnya dia udah berusaha ngomongin semua yang ada di kepalanya tapi malah dibercandain. Tapi ngelihat gimana Felicky ketawa sama candaannya sendiri, Gerald jadi urung, dia pengen Felicky sebahagia ini terus. Apalagi sama dia.

"Sekarang gantian gue yang ngomong." Felicky hela napas sebentar. "Gue serius tadi pas bilang gue suka sama lo sejak PKKMB. Lo anaknya ceria, suka hibur temen-temen lo, tapi selalu patuh sama aturan dan gak neko-neko. It's impossible to not fell in love with you, Ge. Ini hari yang gue tunggu-tunggu, lo jadi punya gue. Kalau gue berani, gue udah nembak lo dari lama."

Gerald gak tahan buat gak meluk cowok di depannya (yang udah jadi pacarnya ini) erat-erat. Sambil cium-cium pipinya soalnya merah banget abis confess begitu.

"Fel, gue kayaknya mau pingsan."

"Pingsan aja, nanti gue gendong."