kopi
May 16, 2019

Kopi tak pernah salah

Terkenang ketika ada seorang teman mengirimkan kopi, menurutnya itu adalah kopi ter-enak yang pernah dia minum, karena dia hanya peminum kopi jadi yang dapat dirasakannya adalah rasa enak pada kopi.

Dengan rasa penasaran yang tinggi saya mulai mengamati kopi tersebut. Mulai dari bentuk bijinya, warnanya hingga ke bukaan center cut nya. Maaf saya penganalisa kopi. Saya aromai kemudian saya gigit untuk mengenali/mengetahui apa yang harus saya lakukan dengan kopi tersebut. Saraf sensori saya mulai mencari kabar yang tepat untuk disampaikan ke saraf motorik. Hmmm, ukuran bubuk apa yang cocok untuk menghasilkan ekstraksi yang sempurna pada kopi tersebut, sembari saya menunggu suhu air mendidihnya sedikit turun, saya persiapkan alat seduh.

Kali ini saya ingin benar-benar menikmati kopi ini apa adanya, saya takar kopi 1 sendok makan penuh menggunung dan saya masukkan ke dalam cangkir kopi berukuran 200ml. Suhu air sepertinya sudah di 90 derajat celcius, siap untuk menyeduh. Sip, Aromanya ......, indra penciuman saya menangkap ada aroma teh hitam, manis, dan lime yang sangat kental. Ah....

Setelah sekitar 4 menit saya mulai membreake bubuk kopi dengan gerakan memutar hanya dibagian atas saja. Saya ingin kopi tenggelam sebab terektraksi sempurna. Kremanya memukau tapi saya tau kopi ini diproses natural dan terfermentasi. Terbayang aromanya yang menggoda saya ingin pastikan rasanya kini dengan mencecap/mensruput perlahan. Lagi-lagi saraf sensori saya bergerak liar memberi bisikan pada lidah, ada rasa masam yang disebabkan kadar fermentasi yang berlebih. Lidah menangkap rasa anggur yang terlalu matang, masih terasa sih rasa naturalnya tapi fermentasi menyamarkan rasanya, dan itu saya tidak suka. Maaf ini masalah selera lidah.

Saya sampaikan terima kasih untuk seseorang yang sudah mengirimkan kopi tersebut yang menyebabkan lidah saya mengembara cukup jauh. Meski saya tidak suka rasa asli kopi fermentasi itu, tapi masih bisa saya nikmati/manfaatkan kopi tersebut dengan memberi/mencampurnya dengan kopi lain. Untuk bahan racikan kopi itu sangat cocok dan hasilnya sangat memukau.

Sahabat, maafkan saya karena sejatinya kopi tak pernah salah, lidah dan selera kitalah yang sering kali membuat kita tak sependapat untuk hal cita rasa. Tapi tetaplah nikmati kopimu karena saya juga tetap mencari dan akan tetap meracik kopi-kopi yang akan saya kirimkan kepadamu.

Salam sruput dari Karo