Studi: Sumpah Serapah Efektif Redakan Rasa Sakit
Dilansir dari Science Daily, Stephens dan timnya mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara otak manusia dan sumpah serapah.
Saat mengeluarkan sumpah serapah di saat sakit, otak manusia mengeluarkan rangsangan emosional fight-or-flight dan meningkatkan detak jantung sehingga mengurangi persepsi rasa sakit.
Nah, untuk menguji hal tersebut, pada April 2020, Stephens dan Olly Robertson, melakukan riset sumpah serapah terhadap rasa sakit, bertajuk "Swearing as a Response to Pain: Assessing Hypoalgesic Effects of Novel 'Swear' Words".
Stephens dan Robertson membuat dua sumpah serapah baru yang akan diadu dengan satu kata kasar yang sudah lumrah diucapkan saat sakit dan satu kata keluhan biasa.
Dalam penelitian yang melibatkan 92 sukarelawan/ti tersebut. Hasilnya, kata kasar konvensional ternyata meningkatkan toleransi rasa sakit hingga 32% dan ambang batas nyeri hingga 33 persen. Ternyata, kata kasar konvensional tersebut juga meningkatkan emosi, humor, dan pengalihan rasa sakit.
Berbekal hasil tersebut, Stephens dan Robertson mengatakan bahwa sumpah serapah yang dipelajari sejak lama dan pengondisian aversif seseorang berperan dalam fungsi sumpah serapah dalam meredam rasa sakit.
Dengan kata lain, bagaimana dan sejak kapan seseorang mempelajari sumpah serapah berkontribusi besar pada fungsi sumpah serapah sebagai pereda rasa sakit.