Apakah Mobil Bensin Bakal Ditinggalkan?
Penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar bensin diyakini tidak akan ditinggalkan, meski adanya wacana pemerintah yang akan menaikkan pajak kendaraan. Namun, di satu sisi, menaikkan pajak kendaraan berbahan bakar bensin bisa berdampak terhadap pengurangan emisi.
"Bisa (kenaikan pajak dapat mengurangi emisi), namun belum tentu membuang (meninggalkan) kendaraan pribadi," ujar Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno kepada merdeka.com, Kamis (20/10).
Dia menuturkan, masyarakat bisa saja beralih moda transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Dengan catatan, layanan dan segala penunjang transportasi umum memadai.
Dia juga berpandangan, wacana kenaikan pajak kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin tak menyurutkan kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak. Terpenting, layanan untuk pajak dipermudah.
"Pada dasarnya, warga mau bayar pajak kendaraan, namun selama ini mengalami hambatan, dan sekarang sudah mulai dipermudah, sehingga bertambah pendapatan dari PKB (pajak kendaraan bermotor) di banyak daerah," ungkapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, apapun yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi hijau, pemerintah siap memberikan insentif dalam bentuk apapun.
"Kita semua buka (investasi), apa saja teknologi yang mereka mau bawa dan kita kasih insentif," ujar Luhut.
Strategi lainnya adalah adanya kemungkinan menaikkan pajak untuk kendaraan yang berbahan bakar fosil. Strategi yang akan dilakukan tentu sesuai dengan kebijakan pemerintah yang akan tetap untuk mendukung pertumbuhan investasi hijau.