031 – jenguk arabella.
"may i'm homeeee!" seru tom sembari membuka pintu rumahnya, mengagetkan may yang sedang menuruni tangga sambil membawa nampan berisi dua gelas kosong.
"tom anjir gak usah teriak-teriak juga kali," bisik ned yang mengerkor di belakangnya. "pacar lo cocok banget tarzan tuh," lanjutnya seraya melirik mj yang malah menggeleng-gelengkan kepalanya.
"i'm here tom," balas may dari arah dapur. "loh, ada michelle sama ned juga. akhirnya main lagi ke sini. udah lama tante gak liat kalian," kata may saat mereka bertiga menyusulnya di dapur. dua teman tom ini sebenarnya sudah sangat sering datang main, jadi may sudah terbiasa dengan kehadiran mereka.
mj dan ned tersenyum sopan. "hehe iya tante. kita mau main sekalian jenguk arabelle nih,"
"oh ya? kebetulan banget arabelle baru aja bangun, abis minum obat." ujar may sembari menaruh nampan di wastafel.
"kalau gitu, kita langsung ke atas aja ya may," ucap tom seraya mencium singkat pipi may sebelum dia dan kedua temannya beranjak ke lantai dua.
"mau dibikinin apa nih? ned, suka pancake madu kan? michelle, mau apa?" tawar may.
"eh ngga usah tante, kita bawa banyak cemilan sama bahan makanan nih. cukup buat kita semua: ka andrew, bang tobey sama tante juga. paling nanti pinjem dapurnya untuk masak aja, boleh kan tante?" ujar mj sembari menunjukkan beberapa paper bag besar berisikan bahan makanan mentah siap masak.
"of course, please make yourself at home.." balas may senang. "kalau udah mau masak, panggil tante aja ya. nanti tante bantu,"
"siap!" mj dan ned menjawab kompak.
setelahnya, mereka menuju ke kamar arabella, masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan langsung mendapati arabella tengah berbaring membelakangi pintu dengan selimut tebal menutupi sebagian tubuhnya. dari posisinya mereka bisa melihat gadis itu sedang membaca buku.
"ya ampun arabelle, belum selesai baca bukunya?" tanya ned membuat arabella terkejut.
"ned?!" arabella bangun dari tidurnya. "loh, kalian udah pulang?"
"udah jam setengah empat sore masa belum pulang juga.." sahut ned yang sekarang sudah mengambil tempat di bangku belajar arabella yang empuk–tentu saja, karena itu adalah single sofa ruang keluarga yang tidak terpakai.
"eh? iya ya udah sore.. ngga merhatiin jam," balas arabella sambil menyengir.
"udah mendingan belum?" tanya tom yang duduk di ujung ranjang. lalu mj menempelkan telapak tangannya di dahi arabella.
"udah gak terlalu pusing sih,"
mj mengangguk. "yap, udah gak begitu panas juga."
"kemarin masih baik-baik aja, bisa langsung drop gitu ya dalam semalem." ujar ned yang sekarang sudah membuka satu snack jagung rasa barbeque.
"emang kemarin pulang sekolah ngapain? ngelakuin yang cape-cape kah? atau apa?" mj ikut menimpali sambil ikut mencomot snack di tangan ned.
arabella melirik tom beberapa kali berharap bisa membantu menjawabnya. karena seluruh orang di rumah keluarga parker sepakat untuk tidak membicarakan hal yang terjadi pada andrew dan arabella pada orang lain, tentu juga pada mereka sendiri. mereka tidak ingin saling mengungkit kejadian tidak menyenangkan itu.
"uhm, itu lho.. kemarin tuh, arabelle bantuin may bersihin gudang belakang. kayanya dia kaget gitu, tiba-tiba langsung ngelakuin hal lumayan berat. kemarin sempet angkat dus buku sama majalah yang gede itu kan?" tom melihat ke arah arabella yang sedikit terkejut dengan fake chronologist buatannya.
tom bersumpah hal buruk paling menyebalkan dan paling tidak bisa dia lakukan adalah berbohong. dan sekarang dia sedang melakukannya. berharap mj dan ned tidak menyadari meski dia yakin mimik muka dan matanya tidak akan pernah bisa berbohong
"eh, iya bener tuh. berat banget sampe sakit bawanya, padahal kita udah angkat berdua ya.."
dan tom tidak menyangka arabella berbakat dalam mengelabui lawan bicara. sebagai bukti, sekarang mj dan ned sedang mengoceh heboh tentang seharusnya mereka membayar orang saja untuk membersihkan gudang. katanya, bisa sekaligus membawanya menuju tempat pengelolaan sampah yang berada di dekat rumah nenek ned.
kemudian entah bagaimana obrolan berlanjut membahas bagaimana limbah sampah diolah agar bisa digunakan kembali. apakah prosesnya biologis atau kimiawi dan banyak hal lain yang masih memiliki sangkut paut dengan teori yang diajarkan di sekolah. kuberi tahu, mereka berempat adalah orang yang senang belajar. menurut mereka belajar adalah hal yang sangat menyenangkan dan membuat mereka ketagihan–mungkin efek yang dihasilkan sama seperti ketika addict to drugs.
bahkan karena saking sukanya belajar, tom sampai dinobatkan menjadi siswa terpintar di sekolah dengan nilai sempurna di semester ganjil, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang dua tahun berturut-turut oleh andrew. ya, kakak beradik itu sama jeniusnya, termasuk tobey yang juga mendapat predikat salah satu mahasiswa teknik mesin terbaik sejak tahun pertama perkuliahannya.
meski begitu, mereka tetap memiliki kekurangan layaknya pelajar lainnya. sebagai contoh, tom yang agak kesulitan belajar mata pelajaran sosial karena terlalu banyak bacaan yang perlu dihafal sedangkan tom lebih senang berhitung dan bermain angka. lalu andrew yang memiliki sifat dan konsisten belajar tidak menentu. andrew senang belajar tapi hanya pada waktu-waktu tertentu, dimana moodnya sedang benar-benar baik. itu menjadikannya sedikit lebih ceroboh dalam hal pelajaran dibanding tom. yang terakhir tobey, dia tidak bisa membedakan mana hobi dan kewajiban. alhasil terkadang dia lebih fokus pada part time sebagai fotografer, dibanding kewajiban belajarnya di kampus–dia pernah beberapa kali melewati kelas hanya karena mencari spot foto baru yang lebih fresh.
"oh ya, mau netflix sekarang?" ned teringat rencana mereka saat tiba-tiba diam karena kehabisan topik.
"yukk! film horor, mau gak?" mj begitu semangat karena langsung membuka laptopnya dan login ke halaman netflix.
"boleh, tapi film apa?" tanya arabella.
"oh iya kemarin baru rilis, blood red sky tuh. coba aja," ned memberi saran.
"yang ibu sama anaknya di pesawat bukan ned?"
ned mengangguk, menandakan tom benar.
"yaudah boleh deh–blood red sky."
"eh, ka andrew punya mini proyektor kan? boleh pinjem gak tom? seru nih kayanya kalau pake proyektor," usul mj pada tom.
"iya dia punya. bentar aku pinjem dulu ya," kemudian tom beranjak menuju kamar andrew di sebelah.
dia mengetuk pintu tiga kali dan langsung mendapat jawaban dari si empunya kamar. "masuk,"
pun tom menurut dan segera mendapati kakaknya sedang fokus di depan komputer, entah mengerjakan apa tapi sepertinya laporan magangnya. padahal seharusnya andrew beristirahat seperti perintah may. mengingat beberapa sudut wajahnya masih ada rona biru keunguan.
"ka, mau pinjem mini proyektor. boleh gak?"
andrew menaikkan satu alisnya. "buat kapan?"
"sekarang. kita mau netflix nih,"
andrew tahu siapa-siapa saja yang dimaksud dengan kita. toh, suara 'kita' terdengar jelas dari kamarnya sejak teriakan pertama tom saat sampai di rumah tadi. "yaudah tuh ambil di laci, yang paling bawah." dia menunjuk sebuah lemari kayu besar di depan ranjangnya.
tom kemudian mengambil barang yang dimaksud tanpa mengacak yang lain. "makasih ka andrew!" katanya sebelum kembali ke kamar arabella. "oh ya, mau ikut nonton gak ka?"
andrew menimbang, sepertinya menyenangkan. apalagi tom dan dua temannya membawa banyak makanan–seperti yang dia dengar tadi saat mereka mengobrol dengan may. akan jadi kesempatan untuknya mengganjal perut tanpa mengeluarkan biaya.
pun dia mengangguk, menerima tawaran tom. "boleh deh, nanti gue nyusul–selesaiin kerjaan dulu sebentar."
"oke! nanti kan mau dibikin kaya premier teater, ka andrew di kasur bareng arabelle ya, soalnya ned pasti di bangku belajar arabelle. aku mau di bawah–di bean bag sofa bareng mj," sembari menyengir, tom melangkah riang menuju kamar arabella, meninggalkan andrew yang seperti terkena kejut listrik. "aku tunggu ka! jangan lama-lama kalau gak mau filmnya jadi plot hole karena ketinggalan hehehe"
rasanya, andrew ingin sekali memutar waktu dan menolak ajakan tom.