Harris & Dara
Harris sekarang berada di bandara. Harris mendapat kabar beberapa Minggu lalu bahwa tunangannya yaitu Dara akan datang. Tentu saja sebagai tunangan yang baik Harris menjemput Dara.
"Hallo Ra". Ujar Harris sambil tersenyum.
"Haii...". Dara langsung memeluk tunangannya itu erat erat. Terlihat bahwa pasangan yang telah menjalani long distance relationship selama kurang lebih 2 tahun ini sangat rindu satu sama lain.
Bukannya tidak pernah bertemu. Tapi hanya saja mereka bertemu pada beberapa event aja misalnya saat Idul Fitri, Idul Adha, ulang tahun Dara atau Harris, dan yang pasti libur tahun baru.
Tapi itu bukan penghalang untuk kedua nya. Terlebih Harris sangat percaya pada Dara. Harris dan Dara bertemu sewaktu SMA. Waktu itu, ibu Dara sangat menyukai Harris, bisa di bilang Harris itu menantu idamannya ibu Dara. Setelah ibu Dara meninggal, Ayah Dara meminta untuk Harris segera bertunangan dengan Dara.
Harris yang baru saja berusia 19 tahun kala itu, memenuhi permintaan ayah Dara. Walaupun saat itu Harris baru menjadi pengusaha muda dengan satu Café yang berjalan dengan baik, ayah Dara juga sangat menaruh kepercayaan pada Harris. Mungkin karena Harris di didik oleh orang tua yang baik.
Harris dahulu tinggal satu panti dengan Kaia. Hingga pada suatu hari, satu keluarga datang untuk mengadopsi seorang anak. Mereka langsung tertarik kepada Harris. Harris di adopsi di umurnya yang ke 10. Di umur yang ke 10 juga dia berpisah dengan sahabat baiknya yang tak lain adalah Kaia.
"Aku kangen banget sama kamu".
"Aku juga... Kamu ini bawa banyak banget, ya udah kita langsung aja ya".
"Kamu udah book hotel ?". Tanya Harris sambil memasukkan barang barang Dara ke mobil.
"Oh iya aku lupa... Gimana kalo aku nginep di apartemen kamu". Jawab Dara yang ikut membantu.
"Iya gkpp kan? Tapi kalo kamu keberatan ya, aku bisa tinggal di villa aku yang dulu".
"Oh gk, gkpp maksudnya aku tadi belom sempat beres beresin kamar".
Telah di putuskan Dara akan menginap satu malam di apartemen milik Harris. Sebenarnya ini kali pertama Dara akan tidur di apartemen milik Harris.
Harris dan Dara tidak pernah mengikuti gaya berpacaran orang Eropa atau Amerika. Menurut mereka sebenarnya itu tidak sesuai atau bisa dibilang tidak cocok dengan mereka juga.
"Welcome to my berantakan apartment".
Mereka memasuki apartemen itu. Terlihat apartemen yang memiliki nuansa sangat artistik. Dan yang pasti bau kopi yang khas dari seorang Harris sang pecinta kopi. Dara tidak pernah keberatan dengan itu semua, menurut Dara itu adalah identitas diri Harris, atau ya itu adalah ciri khas seorang Harris.
"Yok ikut aku ke kamar siapa tau kamu mau langsung istirahat". Ujar Harris merangkul tunangannya itu dan berjalan bersama ke arah kamar.
"Tadaaaa... Aku dah siapin, sekarang kamu bisa istirahat dan nanti malam kita bisa jalan jalan kemana pun".
"Ih kamu bilang ... tadi belom,, masih berantakan".
"Iya aku bohong, mana mungkin aku lupa kalo kamu itu suka lupa".
"Ih, kamu yaaa... Oh iya aku mau dong kopi buatan kamu, harus bener buatan kamu ya sama dessert apa pun yang ada di kulkas".
"Siap... My Lady, kalo gitu aku buatin ntar aku langusung anter ya".
Dara tersenyum melihat tunangannya itu yang barusan meninggalkan kamar. Dara lalu pergi ke balkon, melihat pemandangan kota yang cukup ia rindukan ini.
Dara, ia sedang berfikir untuk mengunjunginya Villa nya dan tinggal di sana untuk beberapa hari. Rencana ia pulang ke sini karena Dara telah menyelesaikan studinya, ia mengambil jurusan bisnis di salah satu universitas di London.
"My Lady...". Ujar Harris memasuki kamar dengan nampan berisikan kopi dan dessert.
"Waahh, di balkon ternyata, well here it is... Your order".
"Well ... Thank you, darling".
"Eh kamu ikut temenin aku makan juga ya di sini di balkon, aku suka lho balkonnya. Dan pemandangannya itu, di tambah ini hari udah sore jadi bagus aja".
"Dan yang pasti bakal bagus lagi kalo ada aku kan". Gombal Harris.
"Bener , eh ya tapi bener". Ujar Dara sambil terkekeh.
Harris dan Dara pun duduk bersama di balkon kamar Dara. Mereka menikmati keindahan di sore hari itu. Langit khas pada sore hari memanglah tidak akan indah tanpa ada Harris dan Dara.